Banner Maintenance Blog

Banner Wedding Organizer V-lo

Banner Undangan Wedding

Bidan Tekan Risiko Kematian Ibu & Bayi

detail berita
Ibu dan anak (Foto: Google)

TENAGA bidan di daerah pelosok begitu dirasakan masyarakat, tidak demikian halnya dengan warga kota besar. Padahal, bidan dengan edukasi gizi yang baik mampu mengurangi angka risiko kematian ibu.

Fenomena penanganan menyentuh lapisan bawah oleh bidan di pelosok berbeda dengan kota besar. Bisa dibilang, pilihan warga urban lebih kepada dokter.

"Di kota banyak rumah sakit, dokter spseialis, orang enggak mau ke dokter umum, selama bayar sendiri dan boleh memilih sendiri. Kalau misalkan, semua nanti dibayari asuransi dan ditunjuk penanganan medis oleh bidan, mereka pasti akan nurut. Pengertian mereka juga belum berubah, bahwa kalau sakit mata, ya harus ke dokter mata. Kan tidak harus seperti itu. Belum lagi soal gengsi," kata pengamat kesehatan masyarakat dr Kartono Mohamad pada diskusi bertajuk “Bidan Inspirasional: Potret Pejuang Kesehatan Ibu, Buah Hati dan Lingkungan” oleh Sari Husada di Hongkong Cafe, Jakarta, Kamis (8/12/2011).

Di Indonesia, terutama daerah pelosok, bidan memiliki peran historis yang cukup kuat dalam masalah kesehatan ibu dan anak. Sebagian besar kelahiran di Tanah Air dibantu oleh tangan-tangan terampil dan terdidik bidan.

Posisi geografis serta sebaran penduduk membuat bidan dituntut untuk semakin berperan, tidak hanya dalam pertolongan persalinan, juga edukasi gizi dan kesehatan terhadap masyarakat khususnya ibu-ibu. Penangannya meliputi persiapan, selama masa kehamilan, persalinan serta usai persalinan.

“Peran penting bidan dalam edukasi masalah gizi dan kesehatan masih relevan mengingat bahwa 60 persen kasus kelahiran di Indonesia ditangani oleh para bidan," tambahnya mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini.

Menurut dr Kartono, keberadaan bidan yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air membuat mereka memiliki peran khas dan menjadi salah satu sosok kunci untuk membantu peningkatan kesehatan ibu dan anak, lewat upaya preventif (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan).

Peran bidan sangat dibutuhkan dalam menangani masalah tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup, serta 31 bayi meninggal dalam setiap 1.000 kelahiran. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki angka kematian ibu dan bayi yang tinggi.

Sementara itu, untuk mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup, butuh upaya yang lebih keras serta partisipasi berbagai pihak, termasuk bidan. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan kultur yang beragam.

“Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, sekitar 28 persen sementara anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama,” papar dr Kartono.

Masalah sebenarnya bisa dicegah melalui program promosi kesehatan dan edukasi gizi yang tepat untuk ibu hamil. Edukasi akan berhasil jika dilakukan secara intensif oleh tenaga kesehatan yang memiliki ikatan sosial dan hubungan baik dengan ibu hamil maupun yang sedang mempersiapkan kehamilan.

"Dan bidan merupakan salah satu profesi yang bisa memainkan peran sebagai pendidik," tutupnya. (tty)

Tags:

0 komentar to "Bidan Tekan Risiko Kematian Ibu & Bayi"

Leave a comment